Senin, 03 Mei 2010

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN MANAJEMEN PADA PT PLN (PERSERO)

Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV.NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja. Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW. Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN MANAJEMEN DALAM PT PLN (PERSERO)
Program pengembangan system informasi manajemen PLN memprioritaskan implementasi aplikasi perusahaan dan manajemen pelanggan.

Aktivitas yang telah dilakukan perusahaan hingga akhir 2006 adalah antara lain

1. Enterprise Resource Planning (ERP)
• Operasi sepenuhnya dari system ERP dimulai dari 4 projek awal (pilot project),
antara lain: kantor utama, distribusi bali, distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
dan PLN P3B.
• Inisiasi implementasi program Go Live Support Extension (GLSE)
2. Information Technology Master Plan (ITMP)
• Pembuatan aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP), dimana salah satunya adalah corporate and shared services (CSSC – Corporate Share Services Center).
• Pengaturan dari skenario yang terbesar dari pengembangan sebuah Customer
Information System (CIS).
3. Information Technology Detail Implementation Plan (ITDP)
Penyelesaian laporan dari awal, yaitu pengisian kuesioner untuk DisCo(Distribusi), TransCo(Transmisi), dan GenCo(Generasi), dan kemudian akan dilanjutkan dengan studi komparatif pada praktek terbaik sebelum kompilasi akhir dari dokumen perencanaan detail IT (IT Details Plan document).
4. Customer Information System (CIS)
Pembentukan tim koordinasi CIS PLN 2006 yang menyusun dan menyiapkan rencana kebijakan dan aktivitas untuk mengimplementasikan aplikasi CIS PLN 2006
5. E-Procurement
• Modul KHS (Unit Price Agreement) dari aplikasi e-Proc telah beroperasi dalam
beberapa bagian unit PLN.
• Aplikasi SIMAT menggunakan aplikasi data pendukung dari keseimbangan
supply material untuk e-Proc dalam 17 unit.
6. I-SMS
• Penyelesaian dari Service Cooperation Agreement untuk I-SMS 8123 untuk
periode tahun 2006-2007 antara PT PLN (Persero) dan operator selular sebagai
penyedia konten (Content Provider).
• Penandatanganan kontrak (Agreement) dari layanan I-SMS out-in Service Pilot Project Implementation telah diadakan di APJ Surabaya Selatan pada unit distribusi PLN Jawa Timur

ANALISIS

Dari penerapan sistem informasi manajemen dalam PLN seperti yang telah disebutkan diatas, merupakan penambahan dari sistem informasi manajemen yang sebelumnya telah ada pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan tentu saja untuk menunjang operasi PLN dalam menyediakan listrik bagi masyarakat luas seiring dengan perkembangan teknologi dan tentu saja permintaan listrik dari pelanggan yang semakin besar sehingga diperlukan sistem informasi manajemen yang harus bisa menunjang permintaan tersebut. Seperti yang kita ketahui, kebutuhan listrik belakangan ini menjadi kebutuhan yang mendasar dan menjadi semakin besar peranannya bagi kita semua, sehingga dengan perkembangan teknologi yang tentu saja memerlukan tenaga listrik, PLN sebagai salah satu penyedia tenaga listrik di Indonesia tentu saja harus bisa melayani pelanggannya dengan baik. Dengan besarnya jumlah permintaan, tentu saja sistem informasi manajemen yang canggih sangat diperlukan untuk bisa mengatur semua data yang ada, mulai dari data pengadaan material penunjang pembangkit tenaga listrik, administrasi, meteran listrik yang akan diberi pada konsumen, hingga pencatatan dan pembebanan biaya atas pemakaian listrik oleh konsumen. Dengan pembuatan aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP), yang telah dilakukan pada kantor utama, distribusi Bali, distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan PLN P3B dan ditujukan sebagai program implementasi awal dari Go Live Support Extension yang ditujukan untuk mendukung perubahan sistem informasi manajemen secara luas dalam operasional PLN yang sebelumnya belum maksimal dalam menerapkan ERP. Selain telah menerapkan ERP, PLN juga sedang mengembangkan salah satu aplikasi ERP yang mencakup rencana pembuatan beberapa aplikasi yang termasuk dalam Information Technology Master Plan (ITMP) (rencana utama teknologi informasi) yang mencakup rencana pembuatan aplikasi corporate and shared services (CSSC – Corporate Share Services Center) yang menunjukkan integrasi antar unit PLN di satu wilayah operasi yang akan memudahkan pertukaran informasi antar unit PLN dalam wilayah operasi tersebut. Cakupan pengembangan aplikasi menurut ITMP lainnya adalah pengaturan dari scenario yang terbesar dari pengembangan sebuah Customer Information System (CIS) yang tentu saja akan memudahkan pengaturan seluruh data pelanggan, dan untuk memudahkan penentuan beban tarif yang akan ditagih pada pelanggan, sebab dengan cara manual sudah sangat tidak memungkinkan dengan bertambahnya jumlah pelanggan PLN. Dalam mengimplementasikan CIS ini, PLN telah membentuk tim untuk merancang kebijakan dan aktivitas untuk mengimplementasikan aplikasi CIS ini di tahun 2006. Pengembangan system infomasi lainnya yang diimplementasikan pada tahun 2006 adalah e-procurement, yaitu pengadaan barang secara on-line. Di sini, para supplier harus mendaftarkan perusahaannya terlebih dahulu pada PLN, setelah mendaftarkan perusahaan, PLN akan memberikan ID dan Password bagi perusahaan tersebut. ID dan Password ini digunakan untuk masuk ke web site pengadaan PLN dan kemudian akan memberikan penawaran pada PLN. PLN kemudian akan melakukan perbandingan dengan perusahaan lain yang juga telah memberikan penawaran dengan modul KHS (Unit Price Agreement / persetujuan harga unit). Supplier yang keluar sebagai pemenang akan diberitahukan melalui e-mail, web site PLN maupun telepon. Namun demikian, perlu diingat, penawaran tidak bisa diberikan pada PLN setiap saat, penawaran hanya bisa diberikan ketika PLN mengumumkan akan melakukan pembelanjaan. Aplikasi yang digunakan adalah aplikasi SIMAT yang menggunakan aplikasi data pendukung dari keseimbangan supply material untuk e-Proc dalam 17 unit. Hal ini berarti bahwa jika salah satu jenis stock barang yang saling bergantung telah hampir habis, maka aplikasi ini akan memberitahukan untuk segera melakukan pengadaan material yang telah hamper habis tersebut. Sebagai contoh, satu buah tiang listrik harus menampung lima kabel listrik. Jika kabel listrik sisa
4, maka sistem akan segera memberitahukan untuk melakuikan pengadaan kabel listrik agar segera menjadi 5 untuk memenuhi syarat sebuah tiang listrik tersebut. System informasi lainnya yang baru diterapkan adalah I-SMS 8123 yang akan selesai diimplementasikan pada tahun 2006-2007 antara PT PLN (Persero) dan operator selular sebagai penyedia konten (Content Provider) pada unit distribusi PLN Jawa Timur. Layanan ini akan memberitahukan jumlah pemakaian listrik dalam satu periode, cara dan tempat pembayaran yang bisa dipilih pelanggan, dan cabang-cabang PLN yang ada dalam wilayah tertentu. Namun demikian, dari sekian sistem informasi manajemen baru yang telah diimplementasikan PLN, dapat dikatakan belum memadai untuk melayani masyarakat, sebab keterbatasan sumber daya manusia yang menjadi kendala utama sulit untuk diatasi. Seperti yang kita ketahui, ternyata jaringan listrik masih belum bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, masih ada daerah-daerah tertentu yang belum merasakan listrik terutama untuk wilayah Irian Jaya dan sekitarnya (wilayah Indonesia bagian Timur), dan jangankan untuk wilayah Irian Jaya dan sekitarya yang memang sulit untuk dijangkau, daerah pedalaman dari pulau-pulau yang mudah diraih (Jawa, Sumatera, Kaliamantan dan Sulawesi) saja masih ada yang belum bias menggunakan listrik dari PLN. Selain itu, tidak maksimalnya penerapan sistem informasi manajemen yang direncanakan dan diimplementasikan PLN dapat terlihat pada penerapan ERP yang hanya pada beberapa unit tertentu saja, belum pada seluruh unit di Indonesia. Dan integrasi sistem antar unit PLN dalam satu wilayah belum tentu maksimal, hal ini ditandai bahwa masih ada juga terjadi pencatatan atas beban listrik pelanggan yang lebih dari satu kali. Hal ini tentu saja merugikan pelanggan. Penerapan CIS juga masih membutuhkan waktu yang belum jelas sebab dalam tahun 2006 saja hanya masih dalam tahap perencanaan, hal ini mengindikasikan implementasi masih belum tentu akan dilakukan kapan sedangkan CIS ini telah sangat dibutuhkan untuk melayani pelanggan yang semakin banyak, terutama dalam hal pencatatan dan pembebanan biaya, sehingga bisa dicegah terjadinya pencatatan dan pembebanan biaya yang lebih dari satu kali pada rekening listrik pelanggan atau bahkan mengklaim bahwa pelanggan belum membayar dan aliran listrik kepada pelanggan tersebut diputus, namun pada kenyataannya pelanggan tersebut sebenarnya telah membayar. Selain itu, layanan I-SMS juga hanya terbatas pada daerah Jawa dan itu juga belum maksimal serta belum dikembangkan hingga seluruh Indonesia.


KESIMPULAN

Sistem informasi manajemen Manajemen dalam PLN seperti yang telah disebutkan, merupakan penambahan dari sistem informasi manajemen manajemen yang sebelumnya telah ada pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan tentu saja untuk menunjang operasi PLN dalam menyediakan listrik bagi masyarakat luas seiring dengan perkembangan teknologi dan tentu saja permintaan listrik dari pelanggan yang semakin besar sehingga diperlukan sistem informasi manajemen yang harus bisa menunjang permintaan tersebut. Pembuatan aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP), telah dilakukan pada kantor utama, distribusi Bali, distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan PLN P3B dan ditujukan sebagai program implementasi awal dari Go Live Support Extension. PLN juga sedang mengembangkan salah satu aplikasi ERP yang mencakup rencana pembuatan beberapa aplikasi yang termasuk dalam Information Technology Master Plan (ITMP) (rencana utama teknologi informasi) yang mencakup rencana pembuatan aplikasi corporate and shared services (CSSC – Corporate Share Services Center), Customer Information System (CIS), e-procurement, dan I-SMS 8123. Dari sekian jumlah sistem informasi manajemen baru yang telah diimplementasikan PLN, dapat dikatakan belum memadai untuk melayani masyarakat, sebab keterbatasan sumber daya manusia yang menjadi kendala utama sulit untuk diatasi. Penerapan CIS juga masih membutuhkan waktu yang belum jelas sebab dalam tahun 2006 saja hanya masih dalam tahap perencanaan.

SARAN / HAMBATAN DALAM PENERAPAN

1. PLN seharusnya membuat estimasi waktu dan tahapan yang akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu agar bisa lebih jelas dalam melakukan pengendalian.
2. Penerapan sistem informasi manajemen dalam PLN sebaiknya segera dilakukan berhubungan dengan teknologi yang makin maju ini, masyarakat tentu saja membutuhkan pelayanan yang lebih baik.
3. Dalam menerapkan system informasi, PLN sebaiknya membagi proporsi yang sesuai bagi setiap kantor pusat wilayah, bukan hanya pada satu wilayah, seperti hanya pada pulau jawa saja, sedangkan untuk wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Irian belum mendapat bagian penerapan sama sekali. Hal ini ditujukan agar bisa lebih mudah untuk menerapkan seluruh system ERP pada seluruh cabang, baik pusat maupun cabang pembantu agar di kemudian hari bisa lebih mudah dalam menerapkan/menyebarluaskan penerapan system untuk seluruh bagian PLN sebab seperti yang kita ketahui, lain wilayah, lain budaya, jadi PLN harus bisa memperhatikan sebaik mungkin hal ini dalam penerimaan system oleh orang-orang yang bekerja di PLN setiap wilayah.

Sumber : http://wendly.wordpress.com/2008/08/02/penerapan-sistem-informasi-manajemen-pada-pt-pln-persero/
Kuliahbersama.com

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN COCA COLA

Pengembangan pendekatan Manajemen Sistem Informasi (Information System /IS) yang terarah pada organisasi di Perusahaan Coca Cola.Hal ini merupakan bentuk pengaruh evolusi teknologi terhadap dunia usaha dewasa ini. Peran penting sistem informasi terhadap kinerja bisnis perusahaan, pengembangan sumber daya manusia dan nilai tambah lainnya, terutama bagi pemegang saham, membutuhkan tim yang berdedikasi tinggi dan profesional dalam bidang manajemen sistem informasi.
Tantangan akan muncul sesuai dengan kebutuhan.Setiap tantangan harus ditangani sesuai prioritas guna menjamin kepuasan terhadap jasa layanan pelanggan dalam skala yang luas.Perusahaan coca cola menggunakan sistem terintegrasi yang menghubungkan seluruh aspek bisnis. Terlepas dari fokus dari aktivitas baik berupa supply chain, financial, atau yang berhubungan langsung dengan kegiatan penjualan. Manfaat dari sistem komunitas ini akan dirasakan oleh seluruh komunitas bisnis coca cola.

Salah satu manfaat terpenting dari investasi CCBI pada teknologi sistem informasi selama lima tahun terakhir adalah dengan meningkatkan kemampuan karyawan di seluruh level organisasi perusahaan coca cola.
Masa depan akan menjelang teknologi akan terus berkembang dan menciptakan peluang baru untuk peningkatan produktifitas sumber daya manusia.
Kemampuan karyawan perusahaan coca cola untuk menggunakan informasi akan terus meningkat, kualitas akan infrastruktur publik akan meningkat dan pelanggan coca cola akan membangkitkan kebutuhan akan layanan baru seiring dengan kemajuan teknologi. Semua ini akan sangat membutuhkan dukungan dari semua tim yang rofesional dalam struktur organisasi coca cola.
Departmen Informasi Sistem akan melanjutkan kemitraannya dengan pimpinan dari setiap lini bisnis internal,serta ikut membantu proses evolusi guna meningkatkan kualitas investasi sistem informasi di perusahaan coca cola, dan pada akhirnya untuk meningkatkan layanan terhadap pelanggan.

Sumber : http://hariminantyo.blogspot.com/2007/05/sistem-informasi-manajemen-coca-cola.html
Kuliahbersama.com

Aplikasi SIM

Salah satu fungsi PSI adalah memfasilitasi perangkat lunak yang mencakup seluruh aspek manajemen untuk mendukung pemberdayaan semua unit manajemen Universitas sehingga mampu secara profesional memberikan pelayanan yang efisien bagi sivitas akademika. Sasaran yang ingin dicapai adalah terbentuknya suatu sistem informasi terintegrasi yang didukung oleh perangkat lunak SIM yang handal untuk mendukung keseluruhan fungsi Universitas dalam hal pelayanan informasi manajemen termasuk pemrosesan transaksi, pengambilan keputusan, proses pembelajaran, dan penyediaan informasi bagi para pemangku kepentingan Universitas.
Perangkat lunak aplikasi SIM yang tersedia dikelompokkan ke dalam 4 kategori yaitu Sistem Manajemen Akademik, Sistem Manajemen Pengetahuan, Sistem Manajemen Sumber Daya, Sistem Manajemen Hubungan Komunitas yang keseluruhannya terdiri dari 14 modul (subsistem). Selain itu, saat ini sedang dikembangkan Sistem Informasi Eksekutif (SIE) yang berfungsi untuk mengumpulkan data dari modul-modul di atas untuk keperluan pengambilan keputusan pada tingkat yang lebih tinggi. SIE ini diharapkan sudah dapat digunakan pada awal tahun 2008.
Sistem Manajemen Akademik
Sistem ini bertujuan untuk menggantikan sistem lama yang telah berjalan menggunakan scanable form. Proses akademik berlangsung mulai dari penerimaan mahasiswa baru hingga kelulusan mahasiswa.
Sistem Registrasi Ujian Masuk Online, digunakan untuk mengelola pendaftaran ujian masuk USU secara online. Sistem ini memiliki fitur berikut: registrasi online, generator ujian mandiri online, cash management system (CMS), verifikasi online, cetak formulir pendaftaran, monitoring dan statistik, dan administrasi sistem.
Sistem Registrasi/Herregistrasi, digunakan untuk mengelola kegiatan registrasi calon mahasiswa dan registrasi ulang mahasiswa lama, dengan fitur seperti berikut: pengelolaan data mahasiwa/calon mahasiswa, administrasi pembayaran dan keuangan, generator nomor induk mahasiswa, konfigurasi pembiayaan, laporan-laporan, dan administrasi sistem.
Sistem Informasi Akademik digunakan untuk mengelola administrasi dan data akademik pada unit fakultas/program studi meliputi data kurikulum, matakuliah, rencana dan hasil studi, transkrip, penjadwalan, prasyarat, dan sebagainya, dengan fitur seperti berikut:
1. back office, menangani pengelolaan data kurikulum, pengelolaan data kelas, pengelolaan data matakuliah, pengelolaan kesetaraan, pengelolaan jadwal, pengelolaan data rencana studi (KRS), pengelolaan data hasil studi (KHS), pengelolaan data transkrip, pengelolaan bimbingan akademik, konfigurasi jenis nilai, konfigurasi syarat predikat kelulusan, laporan dan statistik, serta administrasi sistem.
2. Modul front office, menangani KRS Online, KHS dan Transkrip, Info Akademik Online, mengelola bimbingan akademik (dosen), pengelolaan nilai (dosen), messaging, dan forum diskusi. Modul ini diakses oleh mahasiswa dan dosen melalui Portal Akademik.
Sistem Manajemen Pengetahuan
Sistem ini terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang berfungsi untuk mengelola aset pengetahuan (jurnal, buku, perpustakaan, hasil penelitian) secara elektronik, terdiri atas:

Sistem Informasi Perpustakaan digunakan untuk mengelola seluruh kegiatan administrasi dan manajemen perpustakaan, dengan fitur seperti berikut: konversi ISO CDS-ISIS, OPAC (Online Public Access Catalogue), pengelolaan data anggota, pengelolaan data dasar koleksi, pengolahan koleksi perpustakaan, sirkulasi, pencetakan bukti transaksi, rekapitulasi, barcode support, smartcard support, dan administrasi sistem.

Sistem Informasi Penelitian digunakan untuk mengelola hasil-hasil penelitian berupa jurnal dan tulisan atau karya ilmiah pada suatu unit penelitian, dengan fitur seperti berikut: pengelolaan jurnal penelitian, pengelolaan kerjasama penelitian, pengelolaan seminar, pelatihan, atau lokakarya penelitian, pengelolaan profil peneliti, statistik dan laporan, dan administrasi sistem.

E-Learning digunakan untuk penyelenggara perkuliahan, penugasan, sharing online, dengan fitur sebagai berikut: informasi materi kuliah, pengumuman, kuliah online, diskusi online, agenda kelas, agenda pribadi, file sharing, penugasan, pencarian referensi, dokumen secara task repository, document repository, pengelolaan data pengguna, pengelolaan data materi kuliah, dan administrasi sistem.

Digital Library digunakan untuk mengelola aset perpustakaan dalam format digital. Fitur yang disediakan meliputi: pengelolaan data, aset dan bahan perpustakaan digital, registrasi anggota, pengelolaan data anggota, pencarian referensi, dan administrasi sistem.
Sistem Manajemen Sumber Daya
Sistem ini terdiri dari beberapa modul aplikasi yang berfungsi untuk mengelola aset sumber daya USU yang terdiri atas:

Sistem Informasi Kepegawaian digunakan untuk menyimpan dan mengelola berbagai data kepegawaian guna mendukung pembuatan berbagai laporan serta pengembalian kepustakaan di bidang kepegawaian. Fitur-fitur yang disediakan adalah:
1. Pengelolaan data induk pegawai, yang terdiri dari data diri (meliputi beberapa jenis pegawai), riwayat keluarga, riwayat pendididikan, status pendidikan sekarang, riwayat kepangkatan/golongan, riwayat jabatan, pengalaman organisasi, dan riwayat penelitian/karya ilmiah/seminar.
2. Pengelolaan data mutasi meliputi: mutasi (orangtua, suami/istri, anak, jabatan struktural, jabatan fungsional, masa kerja, daftar penilaian, hukuman, tugas belajar, penetapan angka kredit, penghargaan, pangkat, diklat); kenaikan gaji berkala, proses pindah instansi/tempat kerja, mutasi dan lain-lain.
3. Laporan kepegawaian, termasuk data DUK (keseluruhan, instansi tertentu, per golongan, per jenis kelamin, per pendidikan, per jenis pegawai, yang melewati batas waktu kenaikan pengkat, yang memasuki masa pensiun); data perbandingan DUK; dan statistik rekapitulasi data pegawai (unit kerja, golongan & ruang)
Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi, digunakan untuk mengelola pengeluaran dan penerimaan keuangan guna mempermudah pelaporan dan pemantauan keuangan USU, dengan fitur sebagai berikut: pengelolaan penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan anggaran dan monitoring penggunaan, laporan keuangan (realisasi anggaran dan realisasi penerimaan dan pengeluaran), posting transaksi (jurnal penerimaan, jurnal pengeluaran, dan jurnal umum), laporan akuntansi (laporan buku besar dan laporan neraca), dan administrasi sistem.

Sistem Informasi Manajemen Aset, digunakan untuk mengelola aset non SDM dan keuangan yang dimiliki oleh USU, dengan fitur-fitur sebagai berikut: pengelolaan data inventarisasi (bangunan, ruang, properti ruang, dan usulan penghapusan), pengelolaan data pengadaan (non tanah, bangunan, bangunan listrik dan air), pengelolaan data bangunan (denah, konstruksi, dan ruang), informasi data (inventasisasi, pengadaan, bangunan), rekap data (inventarisasi, pengadaan, bangunan), laporan (inventarisasi, pengadaan, bangunan), dan administrasi sistem.
Sistem Manajemen Hubungan Komunitas
Sistem ini terdiri dari: portal Web USU, sistem informasi alumni, dan sistem rekrutmen kerja online.

Portal USU merupakan media berbasis Web dinamis yang memuat profil sebagai gerbang informasi utama USU dengan fitur sebagai berikut: profil, informasi program akademik, fasilitas, kemahasiswaan, kalender akademik, pencarian dokumen, berita, kolom, pengumuman, agenda, forum diskusi, gateway ke berbagai sistem informasi USU, dan adminisrasi sistem.

Sistem Informasi Alumni merupakan sistem informasi berbasis web yang berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi seluruh alumni USU dengan almamater dengan fitur sebagai berikut:
1. Modul back office: pengelolaan data alumni, pengelolaan forum, administrasi sistem,
2. Modul front office: registrasi anggota, info alumni, galeri foto, cerita alumni, pesan, forum diskusi.
Sistem Informasi Rekrutmen Kerja Online merupakan sistem informasi berbasis web yang berfungsi untuk menghubungkan para alumni USU dengan perusahaan/instansi penyedia lowongan kerja dalam proses rekrutmen kerja dengan fitur sebagai berikut:
1. Modul back office: pengelolaan anggota, pengelolaan lowongan kerja, dan administrasi sistem.
2. Modul front office: bagi pencari kerja: registrasi anggota, pencarian lowongan kerja, pengelolaan resume; bagi perusahaan mitra: registrasi anggota, pengelolaan lowongan kerja, pengelolaan resume pencari kerja.
SMS Universitas merupakan layanan informasi akademik berbasis teknologi SMS dengan fitur sebagai berikut: pengumuman ujian masuk, informasi registrasi, informasi nilai ujian, informasi jadwal kuliah, informasi jadwal ujian, dan informasi KHS.
Sistem Informasi Eksekutif
Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah sistem berbasis web untuk melakukan integrasi data dengan sistem-sistem aplikasi yang ada di lingkungan USU dengan tujuan menyajikan laporan-laporan untuk menunjang eksekutif dalam mengambil keputusan. Dengan kemampuan integrasi data yang ada pada SIE maka proses penyediaan laporan-laporan untuk kebutuhan eksekutif bisa dilakukan dengan cepat dan akurat.

Sumber : http://psi.usu.ac.id/aplikasi-sim.html

Kuliahbersama.com

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

A. Pengertian Sistem
Dalam menguraikan Sistem Informasi Manajemen, terkandung didalamnya pengertian sistem, subsistem, data, informasi dan manajemen. Seperti diuraikan oleh Gordon B. Davis (Malayu S.P Hasibuan, 1996: 256) dapat diterjemahkan sebagai berikut:
(1) Sistem adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi-konsepsi yang saling bergantungan ataupun serangjaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. (2) Sub sistem adalah bagian atau faktor/unsur dari sistem tersebut. (3) Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai sumber informasi. Data-data disusun untuk mengolah tujuan-tujuan menjadi susunan data, susunan kearsipan dan pusat data atau landasan data. (4) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau yang akan datang.
Sistem menurut Jogiyanto (2003:34) adalah ”Kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu”. Menurut Azhar Susanto (2004:18) bahwa “Sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem / bagian / komponen ataupun phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.
Memperhatikan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sistem adalah jaringan prosedur pengelompokan data yang dilakukan oleh manusia mulai dari pengumpulan data (input) kemudian analisis data (proses) yang terdiri dari pengolahan, penyimpanan dan penghapusan data ataupun informasi sebagai hasil olahan, sampai akhirnya pengambilan data untuk penyebaran informasi (output). Kegiatan operasional ini dilaksanakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi, dengan maksud memberikan informasi kepada manajemen bila setiap waktu diperlukan dengan cepat dan akurat. Adapun karakteristik dari suatu sistem adalah :
1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen atau subsistem-subsistem
2. Suatu sistem mempunyai batas sistem
3. Suatu sistem mempunyai lingkaran luar
4. Suatu sistem mempunyai penghubung
5. Suatu sistem mempunyai tujuan
B. Pengertian Informasi
Pengertian informasi menurut Azhar Susanto (2004: 40) ”informasi adalah hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat”. Menurut Gordon B. Davis (1999: 28), ”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang”. Zulkifli Amsyah (2005: 5) menyatakan ”informasi adalah data yang sudah diolah dengan cara tertentu sesuai dengan bentuk yang diperlukan”.
Mc Leod (2001: 145) berpendapast bahwa informasi dikatakan berkualitas jika data tersebut bersifat relevan, akurat, tepat pada waktunya dan lengkap.
1. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Apabila kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi, maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut.
2. Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama data tersebut dianggap akurat.
3. Tepat waktu artinya informasi harus tersedia pada saat yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah sebelum situasi krisis menjadi tidak terkendali atau kesempatan menghilang. Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat karena informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi.
4. Lengkap artinya bahwa informasi yang diperoleh menyajikan gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau penyelesaian.
Komaruddin (2001: 30), mengemukakan bahwa suatu informasi itu dianggap berguna apabila informasi tersebut :
1. Relevan. Relevansi informasi dinilai dari : (a) Nilai prediktif (predictive value) agar dapat digunakan untuk meramalkan kinerja di waktu yang akan datang. (b) Nilai umpan balik (feedback value) agar dapat memberikan penilaian terhadap status kinerja berdasarkan standar. (c) Tepat waktu (timeliness) agar informasi itu tersedia pada saaat dibutuhkan
2. Dapat Diandalkan. Keterandalan (reliability) informasi terganrung pada : (a) Verifiabilitas (verifiability) agar kebenarannya dapat dibuktikan (b) Netralitas (neutrality) yang tinggi sehingga informasi itu obyektif, tidak bias, dan tidak berpihak. (c) Dapat dipercaya (faithfullness) karena dapat mengandalkan keadaan yang sebenarnya
3. Dapat Dibandingkan. Informasi itu signifikan (bermakna) dan bermutu untuk digunakan oleh para pembuat keputusan jika mempunyai daya untuk dibandingkan (comparable)
4. Seragam. Keseragaman (uniformity) dalam metode pencarian, penerimaan, penyimpanan, penganalisisan dan penyajian diperlukan agar informasi itu dapat dibandingkan
Gelinas (Azhar Susanto, 2004: 41) mengusulkan ciri-ciri informasi yang lebih detail yaitu efektivitas, efisiensi, confidensial, integritas, ketersediaan, kepatuhan dan kebenaran.
Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan mendapatkannya.
C. Konsep Sistem Informasi
Proses yang berjalan dalam manajemen membutuhkan sistem informasi. Menurut Komaruddin (2001: 30), sistem informasi adalah seperangkat prosedur yang terorganisasi dalam sistematik yang jika dilaksanakan akan menyediakan informasi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan keputusan dan proses pengawasan. Whitten dan kawan-kawan (Azhar Susanto, 2004: 56) menyatakan bahwa :
Sistem informasi merupakan susunan dari orang-orang, kegiatan, data, jaringan (network), dan teknologi yang diintegrasikan sedemikian rupa dengan tujuan untuk mendukung dan memperbaiki operasi sehari-hari perusahaan serta untuk memenuhi kebutuhan informasi baik untuk pengambilan keputusan maupun pemecahan masalah para manajer.
Informasi yang dihasilkan oleh sistem meliputi sesuatu yang teraba atau tak teraba yang membantu agar dapat mengurangi peristiwa atau keadaan yang tidak pasti. Sistem Informasi yang berlangsung dalam suatu organisasi dapat disusun dan dilakukan dengan cara manual atau dengan bantuan sistem komputer. Metode manual, yang masih banyak digunakan oleh umumnya perusahaan atau organisasi kecil biasanya lebih mudah dioperasikan karena cukup diproses oleh manusia (dengan melakukan latihan yang relatif berjangka pendek) atau dengan bantuan penyusunan tabulasi yang relatif sangat sederhana. Sebaliknya, pemrosesan melalui bantuan komputer kerapkali berubah-ubah dan merupakan penerapan teknologi yang sulit dimengerti oleh pemakai jasa informasi.
Pada hakikatnya, sistem informasi adalah seperangkat manusia, data dan prosedur yang bekerjasama secara terkoordinatif. Tekanannya terletak pada konsep sistem yang memperlihatkan bahwa berbagai komponen yang terlibat di dalamnya secara fungsional dan kooperatif mencapai tujuan yang sama. Kegiatan fungsional dan kooperatif itu meliputi pelaksanaan bisnis setiap hari, komunikasi informasi, manajemen aktivitas dan pembuatan keputusan.
D. Proses Pengolahan Data dalam Sistem Informasi Manajemen
Pengolahan data merupakan suatu kegiatan pikiran dengan bantuan tangan atau suatu peralatan yang mengikuti serangkaian langkah-langkah perumusan atau pola tertentu untuk mengubah data, sehingga data tersebut baik dalam bentuk, susunan, sifat atau isinya menjadi lebih berguna. Pengolahan data senantiasa menjadi tugas yang kritis bagi sistem informasi sebuah organisasi, sehingga diperlukan suatu sistem pengolahan data yang mampu memberikan hasil informasi yang memiliki makna atau juga manfaat bagi organisasi itu sendiri.
Sebagaimana diungkapkan oleh Azhar Susanto (2000:37) sebagai berikut:
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bukanlah merupakan merupakan organisasi bagi orang itu.
Pengolahan data dalam sistem informasi manajemen adalah pemrosesan data-data yang diperoleh dari sumber-sumber yang terpercaya untuk dihimpun dan ditransformasikan dengan proses kerja sistem informasi manajemen agar menjadi informasi yang lebih berarti yaitu yang memenuhi persyaratan kelengkapan, keandalan dan akurasi yang tinggi sehingga hasilnya dapat menjadi bahan rekomendasi untuk merekruk pegawai baru jika diperlukan.
Proses pengolahan data terdiri dari 4 langkah utama, yaitu:
1. Pengumpulan data. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, kegiatan pengumpulan data sesungguhnya bermula dari identifikasi kebutuhan informasi dalam lingkungan dan seluruh jajaran organisasi. Seperti kita ketahui data adalah bahan mentah yang akan diolah menjadi informasi, pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan cara pengamatan langsung, menggunakan pertanyaan, ataupun menggunakan metode khusus lainnya. Adapun sumber data yang dapat digarap dapat bersifat internal ataupun eksternal dalam artian bahwa pada sumber data internal, semua komponen organisasi dari berbagai satuan kerja dan bidang-bidang fungsional dapat menjadi sumber data. Sedangkan pada sumber data eksternal, dat ayang didapat harus merupakan cerminan situasi lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan yang apda umumnya diperoleh dari pihak luar perusahaan.
2. Analisis atau Pengolahan data (data processing). Pengolahan atau analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam proses ini. Karena data hanya merupakan bahan mentah yang tidak mempunyai nilai intrinsik sebelum ditangani dan ditempatkan dalam hubungannya yang berarti kemudian diolah menjadi informasi yang siap pakai dan berguna bagi orang lain sebagai si penerima atau pengguna informasi. Seperti diketahui, pengolahan atau analisis data adalah manipulasi atau transformasi simbol-simbol seperti angka dan abjad untuk tujuan meningkatkan kegunaanya. Kegiatanya terdiri dari: Pengklarifikasian, Penyortiaran, Penghitungan Pengikhtisaran. Tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam analisis data, diantaranya adalah: Pertama: informasi harus memiliki ciri-ciri kelengkapan, keandalan, keakurasian dan dapat dipercaya. Kedua: para analis data harus mengetahui siapa yang akan menjadi pengguna dan untuk apa informasi itu digunakan. Ketiga: ada informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak tertentu dalam organisasi sebagai bahan yang karena pertimbangan tertentu masih memerlukan pengolahan atau analisis lebih lanjut.
3. Penyimpanan data/informasi. Data yang terkumpul dan terolah menjadi informasi perlu disimpan dengan sebaik mungkin. Tujuan penyimpanan data adalah untuk menjaga, memelihara fisik arsip atau dokumen agar terlindung dari kemungkinan rusak, terbakar atau hilang dan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk pemecahan masalah dapat dengan segera ditemukan, karena pengalaman menunjukan bahwa tidak semua informasi yang dimiliki digunakan segera. Seperti dikemukakan Sondang P. Siagian (2006:121) dalam “Sistem Informasi Manajemen”, bahwa: Penyimpanan data/informasi penting karena memiliki empat pertimbangan utama, yaitu: keamanan, kerahasian, biaya penyimpanan dan akses terhadap informasi jika diperlukan.Keamanan informasi adalah menjaga agar informasi yang dirahasilkan terhindar dari berbagai kemungkinan kerusakan karena tempat penyimpanan yang tidak tepat ataupun kemungkinan dicuri oleh orang atau pihak yang tidak berhak memiliki informasi tersebut. Kerahasian informasi semua organisasi memiliki informasi yang dipandang bersifat rahasia sehingga segala upaya harus dilakukan yntuk menjamin bahwa informasi tersebut tidak jatuh ketangan orang atau pihak yang tidak berhak. Biaya penyimpanan informasi, mengenai pertimbangan ini faktor efisiensi harus diperhatikan mengingat perusahaan memiliki banyak informasi yang sengaja dikumpulkan untuk kepentingan organisasi di masa yang akan datang sehingga pemilihan teknologi akan tepat guna dalam rangka menghemat biaya penyimpanan dan apabila sudah tidak diperlukan lagi, baik data atau informasi sebaiknya ditindak dengan penghapusan, selain untuk menghemat tempat penyimpanan yang terpenting adalah untuk menjaga kerahasian dari data atau informasi tersebut.
4. Pengeluaran data. Pengeluaran data atau informasi di sini adalah memeindahkan dari bagian sistem informasi manajemen ke bagian yang memerlukan terutama para pembuat kebijakan, sebagai pemakai informasi atau dengan kata lain adalah penelusuran atau penyajian data untuk digunakan oleh setiap orang yang berhak dan perlu mengakses informasi dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang singkat. Pentingnya penulusuran yang mudah dan pengambilan atau penyajian dari tempat penyimpanan dengan cepat terlihat dari dua hal, yaitu untuk disampaikan kepada para pengambil keputusan dan sebagai bahan bagi pihak-pihak lain dalam perusahaan untuk diproses lebih lanjut. Penting untuk menekanakan bahwa cara penyimpanan informasi haruslah berdasarkan suatu sistem yang dipahami oleh para petugas yang bertanggung jawab untuk itu, sehingga lancar tidaknya penelusuran tidak tergantung hanya pada seseorang. Dengan demikian informasi akan benar-benar mendukung proses manajerial yang efektif dan efisien. Pengeluaran data ini dapat berupa penyajian dalam bentuk laporan yang tampil di layar monitor ataupun laporan dalam bentuk print out, dengan pendekatan-pendekatan yang direncanakan dapat memberikan bantuan dalam rangka memudahkan kegiatan manajemen.
E. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
Perusahaan besar biasanya memiliki suatu bidang atau divisi yang menangani banyak hal yang berkaitan dengan personil perusahaan, maka pada perusahaan milik negara khususnya Indonesia istilah sistem informasi sumber daya manusia dikenal dengan sebutan sistem informasi kepegawaian (SIMPEG). Sehingga dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri N0.17 tahun 2000 disebutkan bahwa:
Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) merupakan suatu totalitas terpadu yang terdiri dari perangkat pengolah meliputi pengumpul prosedur, tenaga pengolah dan perangkat lunak, perangkat penyimpanan meliputi pusat data dan bank data serta perangkat komunikasi yang saling berkaitan, saling ketergantungan dan saling menentukan dalam rangka penyediaan informasi di bidang kepegawaian.
Selanjutnya Henry Simamora (2001 :90) mengemukakan bahwa:
Sistem informasi manajemen kepegawaian adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, memperthankan, menarik, dan memvalidasi data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi tentang sumber daya manusia, aktivitas-aktivitas personalia, karekteristik-karakteristik unit-unit organisasi.
Kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya manusia yaitu Human Resources Information System (HRIS) sebagai pendukung manajemen sumber daya manusia. HRIS merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk memperoleh (acquire), menyimpan (store), memanipulasi (manipulate), menganalisis (analyze), mendapatkan kembali (retrieve) dan mendistribusikan (distribute) information yang berhubungan dengan sumber daya manusia untuk kepentingan organisasi.
Seperti dikemukakan oleh Raymond Mc Leod dan George Schell (2004:475) berikut ini :
Tiap perusahaan memiliki suatu sistem untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data tersebut jadi informasi dan melaporkan informasi itu kepada pemakai. Sistem ini dinamakan sistem informasi sumber daya manusia (Human Resouces Management System), atau HRIS.
Human Resources Information System (HRIS) ini dalam bahasa Indonesia adalah sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) atau lebih dikenal dengan istilah sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) yaitu berkenaan merancang format-format data kepegawaian dan mengatur sistem pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pelaporan informasi kepegawaian yang terdiri dari: Data Pegawai, Data Jabatan, Data Pendidikan, Data Keluarga dan lain-lain sehingga dapat dikelola informasi tentang kinerja pegawai, perencanaan kebutuhan pegawai, pembinaan dan pengembangan karirnya, kesejahteraan, serta pemberhentian atau pemensiunannya.
Pengertian sistem infromasi manajemen kepegawaian menurut Susanto (2004:249) ”merupakan sistem informasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan manajer di fungsi sumber daya manusia”.
Selanjutnya Azhar Susanto (2004:177) menyatakan bahwa:
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi, pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut.
Hal ini senada dengan pendapat Jucius (Hasibuan, 2005:11-12)
Manajemen Peronalia adalah lapangan manajemen yang bertalian dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian bermacam-macam fungsi pengadaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pemanfaatan tenaga kerja sedemikian rupa, sehingga :
1. Tujuan untuk apa perkumpulan didirikan dan dicapai secara efisien dan efektif
2. Tujuan semua pegawai dilayani sampai tingkat yang optimal
3. Tujuan masyarakat diperhatikan dan dilayani dengan baik
Efektif atau tidaknya penyelenggaraan berbagai fungsi yang menjadi tanggung jawab manajemen sumber daya manusia sangat tergantung pada adanya sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) yang andal dan terpelihara dengan cermat sehingga mencerminkan akurasi dan kelengkapannya.
Bertitik tolak pada pendapat di atas dapat penulis simpulkan sistem informasi manajemen kepegawaian adalah suatu sistem yang mampu mengolah data kepegawaian menjadi informasi bermutu yang dapat menunjang kelancaran administrasi kepegawaian atau mengoptimalisasikan administrasi kepegawaian untuk membantu terwujudnya tujuan organisasi.
F. Tujuan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)
Secara umum Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dibangun dengan tujuan untuk mewujudkan suatu Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian yang terintegrasi dalam suatu jaringan komputer, yang mampu menghasilkan informasi yang bermutu untuk membantu terwujudnya efektivitas organisasi. Sedangkan secara khusus Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian bertujuan untuk :
1. Menghasilkan informasi tentang data pegawai untuk membantu pimpinan dalam merencanakan penyebaran pegawai, dan merencanakan pelatihan pegawai di masa yang akan datang.
2. Membantu kelancaran administrasi dan manajemen kepegawaian agar pegawai mendapat hak serta melaksanakan kewajibannya dengan baik.
3. Memudahkan pekerjaan di bidang kepegawaian dalam membuat laporan.
G. Sasaran Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)
Sasaran pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian adalah:
1. Terciptanya pelaksanaan tugas yang lebih efektif dan efisien.
2. Terwujudnya tertib administrasi dan tertib pengarsipan guna mendukung pelaksanaan tugas-tugas administrasi kepegawaian.
3. Terbinanya tenaga-tenaga yang terampil dalam memanfaatkan teknologi informasi mutakhir dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi kepegawaian.
H. Manfaat Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)
Pelaksanaan kegiatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian yang tidak hanya terbatas pada pengoperasian program untuk memasukan data, tetapi harus didukung dengan daya kerja yang efisien dan akurat, akan mendapat beberpaa manfaat dengan menggunakan SIMPEG. Manfaat khusus SIMPEG menurut Veitzhal Rivai yaitu :
Manfaat khusus SISDM atau SIMPEG salah satunya adalah untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan dalam rangka memastikan penempatan yang tepat waktu, karyawan-karyawan bermutu ke dalam lowongan-lowongan pekerjaan.
Merujuk pada pendapat di atas penulis mengambil kesimpulan mengenai manfaat dari sistem informasi manajemen kepegawaian sebagai berikut:
1. Pelacakan informasi data seseorang pegawai akan mudah dan cepat
2. Pembuatan laporan yang bersifat rutin dan berkala akan cepat dan mudah dikerjakan
3. Mengetahui gambaran tentang nama-nama pegawai yang akan pensiun di masa datang
4. Mengetahui gambaran tentang nama-nama pegawai yang akan naik pangkat dan mengetahui daftar kenaikan gaji berkala di masa datang
5. Memudahkan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan kepegawaian
6. Mendapatkan informasi tenatng keadaan pegawai yang cepat dan akurat
7. Mengetahui dan merencanakan penyebaran pegawai
8. Merencanakan suatu pekerjaan
9. Merencanakan penerimaan pegawai baru.
Sumber : http://sambasalim.com/manajemen/sistem-informasi-manajemen-kepegawaian.html
Kuliahbersama.com

PENINGKATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI DENGAN CARA MENINGGIKAN TARAF (UPGRADE) PENGGUNAAN KOMPUTER DI KOPERASI

1. A. PENDAHULUAN
1. a. Latar Belakang
Karena koperasi lebih dimengerti sebagai satu bentuk badan usaha, maka ilmu yang tepat untuk mempelajari koperasi adalah cabang ilmu ekonomi mikro yaitu manajemen. Masalah koperasi dianggap semata-mata sebagai masalah manajemen yaitu bagaimana mengelola organisasi koperasi agar efisien, dan agar, sebagai organisasi ekonomi, memperoleh keuntungan (profit) sebesar-besarnya seperti organisasi atau perusahaan-perusahaan lain yang dikenal yaitu perseroan terbatas atau perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN).
Pada jaman sekarang masih ada koperasi-koperasi yang menggunakan sistem lama seperti MS-DOS , Professional Write atau WordStar yang sudah dianggap ketinggalan jaman oleh tenaga-tenaga Teknologi Malumat. Tidak kurang juga ada koperasi-koperasi yang langsung tidak mempunyai komputer !. Langkah-langkah kesedaran perlu di tingkatkan. Dengan seruan kerajaan bagi meninggikan mutu teknologi maklumat di Malaysia dan pengurangan cukai terhadap barangan atau kakitangan teknologi maklumat, koperasi bolehlah bertindak mendapatkan perkakasan atau sistem terkini didalam revolusi komputer disamping mendapatkan tenaga mahir yang murah dari luar. Ini adalah perlu, dengan terlahirnya industri ‘multimedia’ komputer-komputer peribadi yang lama seperti 80286 atau 80386 yang terdapat dikebanyakan koperasi contohnya, tidak lagi mampu bersaing didalam arus teknologi yang makin berkembang ini. Ini akan menyebabkan koperasi tersebut dan banyak koperasi-koperasi lain ketinggalan jauh kebelakang. Koperasi-koperasi seharusnya memanafaatkan kelonggaran ini bagi mendapatkan teknologi terkini seperti Pentium II MMX. Dengan peralatan yang canggih seperti itu, keupayaan komputer di koperasi tidaklah boleh diperkecilkan.
Pengguna-pengguna komputer juga perlu ditingkatkan kemahiran mereka, jika tidak kita boleh diibaratkan membeli pesawat pejuang canggih tetapi tidak mempunyai juruterbang !. Kursus-kursus komputer kini boleh didapati secara murah dan mudah diseluruh negara. Terdapat banyak universitas-universitas yang menawarkan pelbagai kursus komputer seperti Computer Science, Computer Studies atau Multimedia. Terdapat juga universitas-universitas swasta yang turut juga menyumbang untuk kemajuan pengetahuan komputer yang senantiasa mendapatkan tenaga mahir dari luar negara agar kursus yang diberikan tidak ketinggalan zaman !.
1. b. Perumusan masalah
Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan masalah yaitu yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja koperasi :
1. Bagaimana cara peningkatan kinerja koperasi yang efisien dan efektif ?
2. Teknologi apa saja yang dapat mendukung program tersebut ?
1. B. PEMBAHASAN
Semakin meningkatnya teknologi tidak sepantasnya kita memandang remeh. Penggunaan teknologi yang tepat guna mampu meningkatkan kinerja pengelolaan koperasi yang didukung oleh sistem informasi manajemen yang berteknologi modern. Sistem informasi ini menggunakan teknologi yang berbasis pada penggunaan komputer sebagai pusat sistem informasi. Teknologi yang digunakan antara lain :
1. 1. INTERNATIONAL NETWORK (INTERNET)
Internet adalah suatu ledakan baru daru arus teknologi maklumat. Ia adalah sejenis sistem rangkaian yang mampu memberi peluang kepada pengguna berinteraksi keseluruh dunia untuk mendapatkan informasi-informasi terkini. Koperasi boleh menggunakan teknologi internet untuk mendapatkan pandangan-pandangan pakar dalam koperasi seperti koperasi-koperasi Jepun, Holland, German atau Sweeden. Koperasi-koperasi juga boleh mengiklankan produk-produk atau servis mereka melalui internet ini dengan mencipta halaman elektronik mereka atau lebih dikenali dengan WEB. Ini akan menjadikan pasaran koperasi menjadi global atau antarabangsa. Produk-produk boleh diiklankan atau dipesan melalui surat elektronik (Electronic Mail). Koperasi juga boleh menggunakan sepenuhnya teknologi ini seperti menyediakan barang-barang keahlian, barang-barang pinjaman atau sistem maklumat ahli. Ini akan menyingkat masa dan tenaga ahli yang tinggal jauh, dimana mereka dapat menghantar barang-barang pinjaman mereka melalui Electronic Mail atau melihat akun mereka melalui WEB yang disediakan.
Harga-harga pasaran pesaing juga boleh dirujuk dihalaman mereka. Dengan itu kajian statistik boleh dibuat agar memastikan barangan-barangan atau servis koperasi sentiasa mendapat tempat berbanding syarikat-syarikat koperasi. Melalui WEB juga informasi-informasi terkini boleh di paparkan atau melalui Electronic Mail, agenda-agenda tergempar boleh dihantar dengan kadar yang segera (1 hingga 2 minit) berbanding melalui pos biasa 3 atau 4 hari !. Ini akan menjadikan servis koperasi lebih efisien dan canggih setanding dengan badan-badan koperasi. Jika koperasi memerlukan bantuan teknikal terhadap sesuatu masaalah, internet boleh dibuka (surfing) dan dicari halaman-halaman yang menyedikan informasi itu. Ini akan mengurangi biaya informasi dari pakar, karena didalam internet kebanyakan maklumat adalah percuma !. Penginformasian koperasi seperti CYBER COOP yang dirancang oleh Maktab Kerjasama Malaysia juga boleh dicapai melalui internet ini. Di dalam Cyber Coop, informasi-informasi terkini tentang gerakan koperasi boleh dicapai. Para koperator-koperator juga boleh bertukar-tukar pendapat melalui rangkaian ini.
1. 2. KORIDOR RAYA MULTIMEDIA (MULTIMEDIA SUPER CORRIDOR)
Apabila kita membincangkan isu-isu semasa komputer, kita tidak lari dari membicarakan tentang Koridor Raya Multimedia atau Multimedia Super Corridor (MSC). Selaras dengan Wawasan 2020, pemerintah telah melancarkan MSC ini bagi mencipta bandaraya bijak yang rata-rata akan menggunakan teknologi terkini. Apabila ia siap dijangka ‘teknologi tanpa kertas’ akan memainkan peranan yang banyak. Koperasi boleh mengambil peluang ini dengan memanafaat sepenuhnya apa yang coba dibawa oleh pemerintah terhadap kemajuan teknologi informasi dinegara kita. MSC akan menawarkan berbagai kemudahan antaranya seperti :
1. Tenaga-tenaga teknologi informasi yang murah
2. Mengadakan kebijakan yang benar
3. Kemudahan mendapatkan bantuan pakar
Dr. Norsaidatul Akmar Bt. Mazelan dari Multimedia Development Corporation sebuah syarikat MSC dalam siesi ceramahnya, menawarkan penginformasian dalam berbagai teknik pasaran atau bantuan secara teknologi informasi. Koperasi boleh menggunakan MDC dan MSC ini bagi meningkatkan penginformasian dan servis serta mendapat jaminan kerajaan dalam mendapatkan pelanggan didalam MSC ini.
Manakala kebijakan membolehkan koperasi berinteraksi dengan berbagai syarikat-syarikat lain secara murah dan global. Tidak mustahil penginformasian koperasi boleh ditingkatkan hingga keluar negara .
1. 3. ALAF 2000
Setelah koperasi benar-benar bersedia dari segenap segi; sarana prasarana dan tenaga kerja, Koperasi perlu menyediakan sepenuhnya informasi atau servis melalui teknologi informasi. Contohnya :
1. Menyediakan counter elektronik
Dimana melalui kaunter ini segala informasi ahli, akun ahli, status pinjaman atau pertanyaan boleh ditanya pada komputer melalui jaringan telepon, internet atau datang sendiri. Counter ini akan mengurangkan biaya karyawan yang mahir dalam kaunter.
1. Mengedarkan maklumat kepada ahli melalui WEB, Electronic Mail, Video Conference atau CD-ROM
Ini akan menjadikan informasi lebih cepat, tepat dan efisien. Disamping pengurangan bahan-bahan bercetak melaui ‘teknologi tanpa kertas’ ini.
1. Menyediakan khidmat Sistem Rangkaian
Melalui sistem ini, pegawai boleh dihubungi terus dari koperasi sekiranya mereka diperlukan ketika cuti. Pegawai teknologi informasi contohnya, dapat melakukan modifikasi atau implemntasi sistem hanya dari rumah mereka tanpa perlu pulang atasan..
Koperasi seharusnya menggunakan peluang yang sedia ada agar sentiasa berada dihadapan bersama syarikat-syarikat korporat lain. Ini agar dapat mempastikan koperasi sentiasa maju dan diberikan tumpuan oleh kerajaan apabila munculnya alaf baru 2000 yang lebih dikenali dengan era teknologi maklumat. Koperasi perlu mengadakan anjakan paradigma (Paradigm Shift) jangan sampai digelar ‘Katak Di Dalam Bekas Kaca’ yang hanya melihat perubahan yang pesat tanpa mengambil peluang atau bergerak bersama-sama ke era yang lebih maju.
Mempertimbangkan kondisi SIM tersebut, telah diupayakan penyempurnaan dengan pendekatan online system berbasis website. Prinsip dasar dari online system adalah bahwa input data oleh faskel yang dilakukan setiap dua minggu sekali akan langsung dapat ditampilkan di website. Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui online system antara lain adalah mempercepat akses data, proses tidak berbelit, dan data yang tampil lebih akurat.
Akses data akan semakin cepat mengingat input data akan dilakukan faskel sendiri tidak harus melalui mekanisme birokrasi ke koordinator kota dan KMW. Sedangkan data yang dihasilkan akan lebih akurat karena data yang tampil di website akan bisa segera dikritisi oleh pihak-pihak yang berkompeten secara langsung, sehingga kinerja peng-input data sekaligus bisa dikontrol oleh berbagai pihak. Manfaat lainnya adalah bahwa data-data dapat segera dikonsolidasikan, karena tidak melalui mekanisme yang berjenjang atau bertingkat. Selain itu, online system juga lebih mudah dalam operasionalisasinya bagi user mengingat tidak perlu melakukan instalasi aplikasi, karena aplikasi sudah berada di website.
Pada akhirnya, data atau informasi yang dihasilkan melalui online system akan selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan terkini di lapangan. Hal ini, sangat penting dan berguna bagi pelaku untuk melakukan evaluasi kegiatan berdasarkan hasil analisis data SIM, yang selanjutnya mampu menghasilkan rekomendasi-rekomendasi sebagai masukan bagi pengambil kebijakan untuk keperluan pengambilan keputusan.
Meskipun demikian, offline system tidak dihilangkan sama sekali dan tetap diterapkan sebagai data pendukung dan pelengkap dari data-data yang diperoleh melalui online system.
1. C. PENUTUP
Semakin meningkatnya teknologi tidak sepantasnya kita memandang remeh. Penggunaan teknologi yang tepat guna mampu meningkatkan kinerja pengelolaan koperasi yang didukung oleh sistem informasi manajemen yang berteknologi modern, sehingga penggunaan kemajuan teknologi dalam sistem informasi manajemen sangat dibutuhkan pada saat sekarang ini. Koperasi yang masih menggunakan teknologi yang belum modern akan menyebabkan koperasi tersebut dan banyak koperasi-koperasi lain ketinggalan jauh kebelakang. Koperasi-koperasi seharusnya memanafaatkan kelonggaran ini untuk mendapatkan teknologi terkini. Dengan peralatan yang canggih seperti itu, penggunaan komputer di koperasi tidaklah boleh diperkecilkan. Penggunaan kemajuan teknologi dalam sistem informasi manajemen koperasi dengan cara meninggikan taraf (upgrade) penggunaan komputer di koperasi mampu meningkatkan efektifitas manajemen dalam koperasi. Penggunaan teknologi tersebut tidak berusaha untuk menggantikan tenaga manusia tetapi digunakan untuk membantu pekerjaan manusia agar lebih efektif dan efisien tanpa membuang waktu dan biaya, selain itu koperasi mampu mencapai tujuannya untuk memberikan kemakmuran bersama kepada anggotanya. Oleh karena itu kita tidak boleh meremehkan kemajuan teknologi karena sekali kita ketinggalan teknologi maka kita tidak mampu bersaing didalam arus teknologi yang makin berkembang ini.
Sumber: http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/peningkatan-sistem-informasi-manajemen-koperasi-dengan-cara-meninggikan-taraf-upgrade-penggunaan-komputer-di-koperasi/
Kuliahbersama.com

Sistem Informasi Manajemen berbasis web di DIY

Tanggal 30 Juni 2007 kemarin, penulis ada acara kunjungan ke Biro Kepegawaian Setda DIY. Sempat tercengang juga, sedemikian kentalnya budaya yang berbau e. Yang menarik adalah adanya SIMPEGDA (Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Daerah) yang berbasis web. Dari segi tampilan dan fasilitas sih biasa saja. Yang bagus adalah infrastruktur jaringan antar SKPD dan sistem prosedur yang sudah bagus. Di sana semua SKPD sudah terkoneksi dalam satu jaringan intranet. Uniknya mereka menyewa layanan kabel dari suatu Internet Service Provider. Alasannya di DIY jaringan wireless sudah terlalu crowded, jadi mau tidak mau harus mengalah, karena kalah start. Aneh ya, kok di sini pihak pemerintah kok mau mengalah, di daerah lain kalau urusan pemanfaat frekuensi ini pemerintah ya nomor satu. Yang lain harus mengalah.
Di DIY, Simpeg dikembangkan secara bertahap. Awalnya pihak dari BID (Badan Informasi Daerah) DIY membentuk jaringan antar SKPD. Karena alasan teknis, BID memutuskan memakai layanan kabel dari salah satu ISP yang ada di sana. Setelah jaringan terbentuk dan muncul gagasan untuk membangun Sistem Informasi Kepegawaian. Akhirnya dikembangkan Simpeg berbasis web yang datanya diambil dari PUPNS tahun 2003. Setelah data dasar masuk di database, kemudian ditunjuklah seorang operator dari masing-masing SKPD. Operator di sini bertanggung jawab atas data di SKPDnya sendiri.
Uniknya lagi, di sini pembangunan Simpeg dilakukan dengan cara swakelola. Menurut penulis memang seharusnya begitu, karena urusan pegawai adalah urusan yang kompleks. Banyak alur yang harus disesuaikan dengan berbagai macam peraturan. Belum lagi keragaman pemahaman dan ketidaksamaan pelaksanaan di tiap daerah. Dengan swakelola maka dapat diperoleh program sesuai dengan kebutuhan. Memang syaratnya harus ada tenaga yang ahli di bidang itu. Dan sulit, memang mencari tenaga ahli pemrograman di pemerintahan. S1 komputer sih banyak... Ya, begitulah Indonesia... :D
Dari yang penulis pernah baca, implementasi Teknologi Informasi 86% gagal. Dan trilyunan rupiah terbuang sia-sia karena perencanaan yang kurang matang. Sebenarnya kalo ditilik lebih lanjut peran kesuksesan Teknologi Informasi Komunikasi lebih dominan dari faktor di luar TIK itu sendiri.
Teknologi Informasi dan Komunikasi hanya berperan sekitar 20%.
Komponen TIK adalah:
• hardware
• software
• jaringan
• database
Sedangkan 80% sisanya adalah faktor-faktor berikut:
• Sumber Daya Manusia
• organisasi
• budaya kerja
• sistem prosedur
• sistem / payung hukum
• dukungan pimpinan, meliputi: dana dan kesinambungan
• integrasi antar sistem
Lebih parahnya lagi faktor yang cuma 20% ini kebanyakan juga sering bermasalah. Banyak kasus software yang dikembangkan hanya asal-asalan. Mungkin hanya asal dapat proyek, atau tanpa perencanaan yang matang. Contohnya di Simpeg, di satu sisi pengembang buta masalah kepegawaian dan di sisi lain tidak ada dukungan dari end user. Beberapa bingung karena tidak ada petunjuk atau pengetahuan yang mencukupi, dan lainnya karena takutnya perubahan budaya karena adanya sistem yang baru. Studi kasus di suatu daerah yang stafnya tidak mau mendampingi karena jika simpeg berjalan maka semua tindakannya bisa direkam. Dalam hal ini karena simpeg di daerahnya ditambahkan fasilitas absen. Ada suatu kasus lagi di suatu daerah website pemdanya hanya dibuat dalam waktu 2 hari. Kok seperti membuat candi Sewu saja. Hal ini karena tidak ada kontrak yang jelas antara developer dan end user. Di sini developer hanya membuat software dan tampilan tanpa menyediakan isinya. ya memang mudah, tinggal modif CMS dan tambal sulam dikit-dikit dan wallaa.. jadilah suatu website pemda.
Kalau di DIY sepertinya sudah tahu faktor yang 80%. Di sana para petugas diberikan SK. Dan konsekuensi dari SK itu mereka mempunyai hak dan kewajiban sehingga jelas. Sistem dan prosedur di sana juga jelas. Data menjadi tanggungan tiap-tiap SKPD. Sementara acoount ke simpeg dibagi menjadi 3 kelompok:
1. guest : bisa melihat data tertentu saja
2. operator: bisa melihat, entry, edit data di SKPDnya sendiri
3. admin : memiliki akses penuh ke program simpeg
Kejelasan sitem dan prosedur juga dapat dilihat dari koordinasi yang bagus antara BID dan Biro Kepegawaian. Pemandangan yang jarang saya lihat di sini.
Walaupun dari pihak pemda-DIY mengatakan bahwa sistem di sana masih jauh dari sempurna dan masih perlu dikembangkan lagi namun menurut saya sudah sangat layak untuk dicontoh. Dan yang membuat saya kagum lagi, mereka bersedia sharing untuk mengimplementasi IT di daerah-daerah.
Sumber: http://www.gecko.web.id/implementasi-ti/sistem-informasi-manajemen-berbasis-web-di-diy/

Kuliahbersama.com

Tantangan Implementasi Pengembangan Sistem Informasi: Operasional dan TI Dibawah Kepemimpinan Manajemen

Sebuah program aplikasi yang baik tidak hanya menterjemahkan proses manual ke dalam system dalam bentuk medianya tetapi meliputi proses yang terdapat didalamnya dengan memberikan kemudahan bagi penggunanya dan tentu saja memberikan nilai tambah bagi perkembangan suatu organisasi. Perubahan proses akan mengubah SOP (Standard Operasional Procedure) yang sudah ada, dan tentu saja akan melibatkan orang-orang yang ada didalamnya.
Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi adalah orang-orang yang terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan adalah system informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya adalah sebagai berikut :
1. Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa developer juga tidak mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung atau juga karena standard dari developer yang kurang dalam membuat program sehingga program yang dihasilkan adalah program yang baik dari kacamata developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak tahuan pengguna maka masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga tidak keberatan dengan program yang diberikan untuk digunakan.
2. Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam system dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari proses bisnis yang belum di cover oleh system dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan masalah, dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal sulam yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat di andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry data.
3. Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan CETL yang lama jika dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.
Operasional adalah departemen yang secara langsung memberikan kontribusi nilai terhadap suatu organisasi; mencetak penjualan, memberikan pelayanan kepada pelanggan dan lain sebagainya, sedangkan IT adalah departemen support untuk operasional. Walaupun ada beberapa ahli yang mengatakan implementasi ERP lebih sulit dibandingkan membangun pabrik baru atau memasarkan produk baru, saya tidak bisa membayangkan jika operasional bekerja tanpa dibantu dengan system, dan jika IT memaksakan implementasi tanpa mempertimbangkan asumsi dan ketergantungan dalam proses bisnis maka bukannya menambah nilai tetapi hanya menjadi beban bagi operasional dan berimbas mengurangi nilai organisasi.
Jika kedua belah pihak tidak terjalin kerjasama yang baik maka akan menciptakan kondisi deadlock, dimana user tidak dapat menjelaskan kebutuhannya, dan UAT tidak ada atau terkesan dipaksakan sehingga data pada aplikasi tidak sesuai dan tidak bisa diandalkan. Dengan demikian kepemimpinan manajemen sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini. Dan perlu diketahui bersama, teknologi hanya bersifat membantu bukan menggantikan karena seperti anda ketahui ‘there is no brain and heart inside’ sehingga pengembangan system informasi bersifat kontinyu, dan mungkin akan ada asumsi dan ketergantungan yang tidak dapat diterjemahkan kedalam system dan ini semua tentang people power untuk kehidupan yang lebih baik.
Sumber: http://teknologi.kompasiana.com/2010/03/27/tantangan-implementasi-pengembangan-sistem-informasi-operasional-dan-ti-dibawah-kepemimpinan-manajemen/

Kuliahbersama.com

Selasa, 23 Februari 2010

Sistem Informasi Manufaktur

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Suatu sistem berbasis-komputer yang bekerja dalam hubunagnnya dengan sistem informasi fungsional lainnya utk mendukung manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan.
• Komputer sebagai sistem informasi manufaktur
Manajer manufaktur bertanggung jawab untuk mengelola arus bahan dari pemasok melalui proses transformasi dan untuk memasarkan distribusi. Baik personel maupun mesin digunakan untuk memperlancar dan mempermudah arus ini. Dalam perusahaan manufaktur, sebagian besar pekerja dipekerjakan pada fungsi manufaktur. Juga, banyak pekerjaan yang dilakukan oleh mesin, yang berfungsi untuk memindahkan bahan di sepanjang pabrik, dan mesin ini juga digunakan untuk mentransformasi bahan menjadi produk. Manajer manufaktur telah memanfaatkan teknologi komputer dengan dua cara dasar. Seperti halnya yang dilakukan oleh manajer lain di perusahaan, manajer manufaktur telah menerapkan komputer sebagai sistem informasi. Namun, ada aplikasi lain yang bersifat khas bagi area manufaktur. Komputer digunakan untuk meningkatkan sistem fisik, dengan cara menjalankan proses fisik atau mengontrol proses tersebut, bukannya digunakan untuk memperoleh informasi. Kita memulai pembahasan dengan menjelaskan secara singkat mengenai aplikasi komputer pada sistem fisik, dan kemudian kita akan mencurahkan perhatian kita pada computer yang digunakan sebagai sistem informasi.
• Model sistem informasi manufaktur
Sistem informasi manufaktur mencakup semua aplikasi komputer dalam area manufaktur sebagai sistem konseptual.
1) Subsistem input
Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasoknya.
2) Subsistem informasi akuntasi
Tugas pengumpulkan data yang menjelaskan operasi produksi paling dilaksanakan dengan menggunakan terminal pengumpulan data. Pegawai produksi memasukan data kedalam terminal dengan mengunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media tersebut peling sering berbentuk dokumen dengan bar codes yang dapat dibaca secara optis. Media lain meliputi dokumen dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan garis-garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut dditrnsmisikan kekomputer pusat untuk memperbaharui data base.
3) Subsistem Industrial Engineering
Industrial Engineering(IE) merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan. Bagian penting IE melibatkan pengaturan standart produksi suatu unsur penting dalam menerapkan managemant by exception diarea manufaktur.
4) Subsistem intelijen manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur membuat manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin.
a) Informasi pekerja
Manajer manufaktur sangat memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Jika para pekerja memilih unutk berserikat suatu kontrak menjelaskan harapan dan kewajiban baik perusahaan maupun serikat.
b) Sistem formal
Manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan kedepatrtemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia kemudian mengumpulkan informasi dari berbagai elemen lingkungan dan menhubungakan pelamar.
c) Sistem informal
Arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan penyelia mereka.
d) Informasi pemasok
Sebagaian besar departemen pembelian memilki beberapa pembeli yang mengkhususkan diri dalam mancapai efisiensi dan kwalitas produksi material yang dipesan harus tiba sesuai jadwal dan tingkat kualitas yang diharapkan.
5) Subsistem persediaan
Pentingnya tingkat perrsediaan
Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karenamenggambarkan investasi yang besar uang yang tertanaman dalam persediaan tidak dapat digunakan dalam hal-hal lain.
Tingkat persediaan suatu barang tertentu terutama dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya tingkat persediaan rata-rata dapat diperkirakan separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock.
a) Biaya pemeliharaan
Biaya tahunan menyimpan suatu persediaan tergantung pada jenis material yang disimpan. Biaya pemeliharaan atau biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang dan biaya tersebut mencakup faktor-faktor seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
b) Biaya pembelian
Biaya yang meningkat adalah biaya pembelian yang mencakup biaya-biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya telp, biaya sekretaris biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
c) Kuantitas pesanan ekonomis
Kuantitas pesanan ekonomis menyeimbangkan biaya pemeliharaan dan pembelian serta menidentifikasi biaya kombinasi terendah.
d) Kuantitas manufaktur ekonomis
Kuantitas ekonomis lain dapat digunakan untuk persediaan barang jadi. Ini adalah kuantitas manufaktur ekonomis juga disebut ukuran lot ekonomis.
6) Subsistem kualitas
Kualitas sebagai keseuaian dengan apesifikasi pelanggandan memenuhi kriteria yang ditetapkan pelanggan.
Tesis utama deming adalah bahwa bukan pekerja yang menentukan kualitas tetapi manajemen.
a) Total quality manajemen
Pendekatan menuju manajemen kualitas strategi yang paling banyak mendapatkan perhatian saat ini adalah total quality management (TQM) manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi senua pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
- Kualitas didefinisikan oleh pelanggan
- Kualitas dicapai oleh manajemen
- Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh perusahaan
b) Elemen-elemen TQM
Filosofi TQM menyadari pengaruh penting dari dari pelanggan perusahaan menjalin hubungan dengan pelanggan dan pemasoknya yang diperlukan bagi proses produksis dan distribusi.
c) Bagaimana sistem kualitas mempengaruhi kualitas produksi
TQM menyediakan kerangka kerja bagi semua aktifitas perushaan yang berhubungan dengan kualitasdalam kerangka ini subsistem kualitas menyediakan bagian manajer informasi yang mengungkapkan seberapa jauh produk perushaan mencapai sasaran kualitas.
7) Subsistem biaya
Bagaimana subsistem biaya dapat digunakan untuk menjaga biaya menjalankan mesin produksi. Beberapa mesin memerlukan sedikit atau tanpa perawatan komputer personal adalah contohnya. Anda menggunakan hingga sesuatu rusak dan diperbaiki. Namun, mesin-mesin lain harus dirawat secara berkala. Manajemen manufaktur mengunakan perawatan prefektif sebagai cara untuk meminimumkan jam kerusakan.
- Unsur-unsur dasar pengendalian biaya
Program pengendalian yang efektif dibangun berdasarkan dua unsur kunci:
a) Standar kerja yang baik
b) Sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya
• Membuat manufaktur komputer terpadu
Aplikasi computer dalam bidang manufaktur secara relative mengalami pola pertumbuhan yang tidak terencana sebagian besar sama dengan cara perkembangan otomatisasi kantor. Aplikasi komputer telah berkembang pada beberapa sector sekaligus, dan manajer manufaktur hanya memanfaatkan peluang tersebut. Masalahnya adalah bahwa sekarang terdapat begitu banyak aplikasi komputer yang kita sulit untuk mengurus semuanya.
CIM (Computer-Integrated Manufacturing) atau maufaktur komputer terpadu adalah filsafat manajemen yang menyatakan bahwa semua teknologi produksi dan informasi harus bekerja secara bersama-sama. CIM adalah suatu cara memandang bahwa sumber produksi perusahaan adalah sebagai sebuah system dan cara pendefinisian, pendanaan, pengelolaan, dan pengkoordinasian semua proyek peningkatan, kaitannya dengan sejauh mana mereka berpengaruh terhadap keseluruhan system tersebut . CIM adalah pandangan sistem mengenai produksi, bukannya pandangan molekular yang hanya berhubungan dengan bagiannya secara terpisah.
Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/sisteminformasimanufaktur/

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi keseluruhan tidak hanya terdapat dalam Sistem informasi manajemen, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer.
Di dalam usaha Pengembangan Sistem informasi manajemen yang canggih dengan berbasis komputer memerlukan orang-orang yang mempunyai ketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Karena banyak organisasi yang gagal membangun Sistem informasi manajemen disebabkan karena :
Pertama, Kurangnya organisasi yang wajar
Kedua, Kurangnya perencanaan yang memadai
Ketiga, Kurangnya personil yang handal
Keempat, Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.


Sistem informasi manajemen yang baik adalah Sistem informasi manajemen yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.

Di dalam sebuah Sistem informasi manajemen komputer bukan prasyarat mutlak secara teoritis, namun dalam praktek Sistem informasi manajemenyang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan Sistem informasi manajemen: Sistem informasi manajemenharus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama.

Sistem informasi manajemen bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. Sistem informasi manajemenmenyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.

A.PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Sistem informasi Manajemen yaitu serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.

Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Sistem informasi manajemen di dalam perancangan, penerapan dan pengoperasiannya sangat mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan dari pemerintah.

Situasi lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.

Kegiatan utama dari Semua sistem informasi, yaitu menerima data sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan melakukan penghitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran dan lain-lain, akhirnya memperoleh informasi sebagai keluarannya (output).
DATA : fakta-fakta atau sesuatu yang dianggap (belum mempunyai arti)
INFORMASI : data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.
Perubahan data menjadi informasi dilakukan oleh pengolah informasi. Pengolah informasi dapat meliputi elemen-elemen komputer, non-komputer atau kombinasi keduanya.

E-life merupakan Perkembangan Teknologi kehidupan, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti E-Commerce, E-Government, E-Education, E-Library, E-Journal, E-Medicine, E-Laboratory, E-Biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Untuk meningkatkan pelayanan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan menjadi faktor penting sekaligus penghematan bagi Pendidikan dan kini telah menjadi salah satu standar mutu sebuah Pendidikan. Otomatisasi/komputerisasi sistem pelayanan dan sistem informasi manajemen merupakan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah ini. Banyak lembaga Pendidikan dan Pendidikan telah mendapat manfaat dari peralatan canggih ini.

Perkembangan Pendidikan di Indonesia yang maju sekarang ini, baik dari aspek administratif atau teknologi, maka proses pelayanan Pendidikan di Indonesia dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mengembangkan mutu Pendidikan dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung, dimana salah satu fasilitas pendukung tersebut adalah aplikasi teknologi informasi dalam bidang sistem informasi manajemen Pendidikan.

Sumber : http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/sistem-informasi-manajemen.html